
Wajo – Bersama Bupati Wajo Amran Mahmud dan Bupati Sidrap Dollah Mando, Prof HM Nurdin Abdullah memantau Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terhubung dengan Danau Tempe menggunakan Helikopter BNPB-RI. Minggu (10/01).
Gubernur Sulawsi Selatan mengungkapkan pendangkalan yang terjadi di Danau Tempe berasal dari produksi sedimen akibat aktivitas pembukaan lahan ilegal di sekitar daerah konservasi.
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan, terlihat kondisi aliran sungai baik Sungai Walanae dan sekitarnya ada beberapa pembukaan lahan baru yang seharusnya tidak ada lagi alih fungsi lahan karena merupakan daerah konservasi.
Gubernur Sulawesi Selatan akan segera melakukan koordinasi bersama Dinas Kehutanan untuk menghentikan aktivitas pembukaan lahan illegal dan akan menjadi catatan penting bagi kehutanan untuk disampiakan ke masing-masing darah untuk betul-betul dihentikan. Kecuali yang sudah terbuka, akan direkayasa dengan megembangkan tanaman-tanaman produktif yang bernilai ekonomi.
Nurdin Abdullah juga Mengaku akan segera menyampaikan ke masing-masing daerah, agar segera dilakukan langkah pencegahan.
Mantan Bupati Bantaeng dua periode ini berharap hutan yang saat ini masih ada dapat dipertahankan tanpa alih fungsi lahan.
Sebelumnya, pemerintah pusat melalui Balai Besar Pompengan telah melakukan rekayasa dengan membuat sembilan pulau hasil pengerukan Danau Tempe. Namun, upaya ini tidak menyelesaikan persoalan banjir akibat aktivitas pembukaan lahan ilegal di tiga kabupaten yakni Soppeng, Wajo, dan Sidrap.
(jws)