Makassar – Dengan menggunakan helikopter milik BNPB-RI yang ditempatkan di Sulawesi Selatan dalam rangka kesiapsiagaan Bencana dalam mengahadapi cuaca ekstrim selama beberapa bulan kedepan, Gubernur Sulawesi Selatan melakukan pemantauan udara pada wilayah yang kerap terjadi banjir di Makassar dan Gowa. Senin (29/12).
Nurdin Abdullah juga melakukan pemantauan pada Bendungan Bili-bili serta Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang, yang harus dilakukan kajian secara komprehensif terkait daerah perumahan yang menjadi langganan banjir di Makassar dan Gowa.
Usai melakukan pemantauan, Nurdin Abdullah menyampaikan mengenai adanya sedikit kerusakan pada bendungan terbesar yang ada di Sulawesi Selatan ini.
Penambangan yang dilakukan di sekitar bendungan tersebut harus segera dikendalikan karena telah mengganggu fungsi Bendungan Bili-bili.
Seperti yang dikutip dari laman Instagram Nurdin Abdullah yang menuliskan bahwa sulit untuk jangka 100 tahun karena untuk jangka 50 tahun saja Bendungan Bili-bili ini belum tentu bisa berfungsi normal. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas penambangan di sekitar bendungan.
Mantan Bupati Bantaeng ini juga menjelaskan mengenai pembangunan Bendungan Keralloe di Jeneponto yang nantinya akan mengairi lahan seluar 31.000 hektar tadah air hujan menjadi lahan irigasi teknis.
(jws)